Matahari
sore mengintip malu-malu dari balik awan saat kita duduk di bangku café
kesayangan – THE MISDI CAFÉ. Kamu nampak lagi senang. Terlihat dari mata
indahmu yang berkilatan seperti cokelat Van Houten. Kamu cerita. Seru. Seru
sekali, sementara aku berulangkali lupa pada apa yang sedang kamu ceritakan
karena senyummu itu benar-benar bisa membuat orang jadi pikun.
“…..terus
aku kutuk Aliando Syarief menjadi domba,” katamu lalu diam menunggu reaksiku
sambil tersenyum. Aduh, aduh, lihatlah. Lekuk mungil itu muncul lagi di pipimu.
“O,
gitu ya ??? Terus ???” tanyaku asal.
“Terus
aku mau pulang !!!” sahutmu galak sambil berdiri bersiap hendak pergi. Rupanya
kamu sadar kalau aku nggak nyimak ceritamu lagi.
“Wow,
wow, wow, sorry. Sekarang aku nyimak dah. Terus gimana nasib dombanya ???”
Kamu
meneruskan ceritamu, namun kemudian aku kembali melamun dan berpikir: kemana
saja aku setahun itu ???
Pas
setahun yang lalu, aku pertama kali ketemu kamu. Waktu itu hari pertama kita
duduk di kelas 2, dan aku baru saja dipilih menjadi ketua kelas hanya karena
anak-anak kumat jahilnya. Rasanya, ingin kutendang satu per satu wajah-wajah
jelek mereka yang tertawa puas melihatku berdiri kebingungan di depan kelas.
Mereka
tahu betul, kalau aku sama sekali tidak berminat dan berbakat untuk menjadi
ketua kelas. Bayangin aja, aku yang waktu kelas 1 dulu jarang masuk (entah
gimana ceritanya dulu aku bisa naik kelas), sekarang mesti mondar-mandir ke
kantor jika ada guru yang nggak masuk. Belum lagi kalau ada yang nitip absen
karena ingin cabut. Enak aja nitip !!! Aku kan pengen cabut juga.
Tapi
ternyata ada kamu. Kamu terpilih menjadi wakil ketua kelas. Dan dengan demikian
kita bisa kenalan. Percaya nggak, bahwa saat itu adalah benar-benar saat pertama
kalinya aku melihat kamu ? Aku sama sekali nggak kenal kamu meski konon kamu
cukup kondang waktu kelas 1 dulu. Mungkin karena kita beda kelas kali ya ? Atau
mungkin juga karena aku yang jarang masuk ? Entahlah.
Tapi
yang jelas, anak-anak jahil yang tadi menjerumuskan aku kedalam jabatan konyol
ini, mulai memperdengarkan nada-nada sirik. Seperti…..